Senin, 22 Januari 2018

Bertemu setelah berpisah, dan jembatan-jembatan yang kami buat sendiri

Masih menjadi misteri, bagaimana kami yang semula tiada sesapa bisa saling tawa di perjumpaan ke 7, belajar kelompok sebelum perkuliahan saat itu. pun bagaimana bisa gorengan singkong buatan mba ririn bisa habis kami makan diperjumpaan ke 8 masih di masa yang sama kala itu. Kami, anak rantau dari pulau berbeda, melanjutkan studi dengan meninggalkan sanak saudara, bagaimana bisa seakan merantau sembari mengunjungi keluarga jauh yang tlah lama tak bersua, kami seperti pernah bertemu sebelumnya, jauh tahun sebelum sekarang.

Masih menjadi Teka-teki bagaimana kami bisa saling membuka cerita, dan berbagi air mata,
 

bahkan sepiring berdua, malah tidak jarang semangkuk nasi dibagi 13. Fakta bahwa kami berasal dari daerah yang semuanya nyaris tak sama, memunculkan dugaan bahwa kami berhasil membuat jembatan-jembatan penghubung dan pemersatu, entah wujudnya seperti apa, tapi itu yang kami rasa. Jembatan panjang yang membuat pepulauan indonesia seakan tak dibatasi lautan satu sama lain,

cerita terdistribusi begitu saja, suka duka menguniversal tanpa perantara. bukan tanpa usaha, tapi kalau ditanya usahanya apa. jawabannya "tidak tau".
 

cerita tentang pertemuan kami setelah liburan, tentu bergelimang oleh-oleh. Subhanallah, walhamdulillah. Ada Coto Makassar :P, Jalangkote, Rendang, Keripik Padang, Ikan Pontianak, Jeruk Pontianak, Pie Susu, Cemilan Kacang Madura, Ebi Kering Lombok, Buah Naga asli Banyuwangi, dll.


dan, percayakah? Mba ririn bawa lebih dari 3 piring dan 6 sendok untuk melengkapi piknik dadakan ini, :*.
semuanya kenyang, semuanya senang, rindu pun tersampaikan , hihi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar