Senin 07.00-08.40 lanjut 13.10-15.50
Selasa : 07.00-08.40 lanjut 15.10-16.50
Esok, Senin selasa yang nestapa,
Gumam kami dalam hati setiap minggu melambaikan tangan
perpisahan di malam hari.
Kami kuliah pagi buta, lalu jeda panjang sekitar 4-6 jam. Mau
pulang, nanggung. Tinggal di kampus, ngantuk. Mahasiswa manapun yang kami
ceritakan keadaan ini, pasti akan memberi respon kata-kata kasihan, atau dengan
bahasa tubuh yang menggeleng-gelengkan kepala. Tentu saja makna nya sama. Ya gak?
Ada nestapa, ada bahagia.
Ada jeda, ada gazebo sebagai markas kita.
Ada menunggu, ada cerita yang beradu.
Waktu berjalan, dan hikmah pun mulai bisa dipandang.
Kami mnunggu, hampir seperempat hari. Lama, kedengarannya. Tapi
tidak, kenyataannya.
karena menunggu, kami jadi selalu punya agenda bermakna selepas kuliah.
karena menunggu, kami jadi selalu punya agenda bermakna selepas kuliah.
Makan bersama, contohnya.
kami yang sebagian besar tidak sempat sarapan sebelum ke kampus, tentu akan memikirkan perut selepas kuliah pagi. Nasi yang dibawa dari kos, dan lauk yang dibeli di kantin Pasca, titip beli atau dimasakkin mba Ririn, menjadi keseharian kami untuk bertahan hidup di tengah hirup pikuk perkuliahan. *lebay, hahhaa
kami yang sebagian besar tidak sempat sarapan sebelum ke kampus, tentu akan memikirkan perut selepas kuliah pagi. Nasi yang dibawa dari kos, dan lauk yang dibeli di kantin Pasca, titip beli atau dimasakkin mba Ririn, menjadi keseharian kami untuk bertahan hidup di tengah hirup pikuk perkuliahan. *lebay, hahhaa
Nah, tentu. Ditengah forum makan bersama, akan ada cerita
yang mengalun perlahan, lalu disambut dengan cerita-cerita lain, sampai makanan
kami habis. Lalu? Setelah makanan habis?
Lanjut lagi, ceritanya...haha
Dalam perbinangan ini, kami bisa saling mengenal, lebih mengenal.
Tidak hanya nama dan asal daerah.
Dari sini, kami tahu siapa diantara kami yang tidak begitu
suka makanan pedas; yang porsi makannya banyak, yang porsi makannya dikit
banget; yang hobi makan sayur; yang pintar masak; yang gak suka makan santan;
yang gak begitu suka gorengan, atau mungkin yang katanya hobi masak tapi belum
pernah dibuktikan,hahhaa.
Karena menunggu, kami sampai saling tahu cerita tentang keluarga
kami masing-masing. Tahu kalau teryata diantara kami ada yang terlahir sebagai
anak tunggal, anak pertama, atau anak kedua. Tahu bagaimana masing-masing dari kami
berinteraksi dengan keluarga di rumah, bagaimana orangtua memperlakukan kami
masing-masing, bagaimana orangtua kami berkorban untuk sekolah kami, sampai
bagaimana setiap dari kami memantapkan diri kuliah Pasca di Malang.
Karena jeda, kami saling tukar bahasa, melabuhkan keluh
kesah, melontarkan curahan hati, atau bahkan lebih dari sekedar berbagi kisah, kami bisa saling berbagi air
mata.
Terkadang.
Hampir 4 bulan kami menunggu di hari senin dan selasa, dan
ternyata menjalaninya tidak se-nestapa yang dibayangkan pada mulanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar